Soal ujian mid semester Dasar Kesehatan Kerja

Minggu, 28 Oktober 2012



Soal ujian mid semester Dasar Kesehatan Kerja
Dosen Pengampu : Abdul Rohim M, S.T,. M.Eng

1.    Jelaskan sejarah ilmu kesehatan dan keselamatan kerja awal mula ditemukan.

C.T. Trackrah
      Operator -> lingkungan kerja tdk nyaman
      Berkaitan dgn postur tubuh & pencahayaan -> tdk sesuai dgn antroprometri & pencahayaan.
      Menjadikan posisi kerja membungkuk & iritasi mata.

F.W. Taylor 1991
      Pekerja tidak maksimal hasilnya
Hipotesis awal :
1.    Kerja kuat -> hasil banyak -> cepat lelah
2.    Tenaga sedikit -> tahan lama -> hasil sedikit.

Gilbert (motion study)
-> gerakan mengambil gelas > Menghasilkan prinsip2 perancangan sistem kerja & perbaikan2nya yang dikenal dgn ekonomi gerakan

2.    Kesehatan dan Keselamatan kerja erat kaitannya dengan : peningkatan produksi dan produktifitas. Jelaskan arti dari peningkatan produksi dan produktifitas menurut ilmu kesehatan dan keselamatan kerja..

-       tingkat keselamatan kerja tinggi -> kecelakaan dikurangi/ditekan sekecil-kecilnya -> biaya yang tidak perlu dpt dihindari.
-       Keselamatan tinggi -> pemeliharaan & penggunaan peralatan kerja yg produktif & efisien -> produksi&produktivitas tinggi
-       Partisipasi dr pengusaha dan buruh dlm keselamatan kerja akan membawa iklim kerja yg baik sehingga meningkatkan produktifitas kerja.


3.    Jelaskan occupational health menurut Sumakmur (1988) ?

Occupational health
Sumakmur (1988) : spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan – gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

4.    Apa saja bahaya potensial ditempat kerja ? jelaskan bahaya potensial tersebut.

1.    Chemical agent
bahan kimia yang mungkin berpotensial menimbulkan bahaya : acrylic, etc
2.    Physical agent
Р debu : penglihatan, paru2, etc
Р Kebisingan ; mns 16-20rb Hz > APD : ear plugs atau ear muffs
Р Getaran : gerakan suatu sistem bolak-balik
Р Suhu udara ; nilai ambang batas untuk cuaca kerja adl 21*-30*C suhu basah. Daerah tropis 21*-27*C
Р Kelembaban udara ; banyaknya air yg terkandung dlm udara, biasanya dlm prosentase.
Р Pencahayaan : standar pencahayaan ruangan yg dipakai utk melakukan pekerjaan yg memerlukan ketelitian adl 500-1000 lux.
Р Radiasi
3.    Biological agent
Bakteri, jamur dan mikroorganisme lain yg dibutuhkan atau dihasilkan oleh bahan baku, proses produksi & proses penyimpanan.
4.    Psycological agent
tanggung jawab pekerjaan thd orang lain, beban kerja, ketrampilan, etc.
mis : perasaan was2 ketika menunggu hasil produksi, berhasil/tdk?
5.    Ergonomical agent..?
ü  desain tempat kerja ; kenyamanan, produktifitas dan keamanan
ü  Proses & desain perlengkapan ; fungsi & keamanan.
ü  Fungsi dan tugas ; fungsi & tugas seseorang dgn pekerjaan hrs pantas.

5.    Biaya kecelakaan kerja à biaya langsung : biaya tidak langsung = 1 : 4. Jelaskan maksud dari perbandingan 1 : 4 tersebut ?

Biaya kecelakaan kerja :
1.    Biaya langsung                    (1) :
2.    Biaya tersembunyi               (4) :
Biaya langsung : pengobatan,perawatan,etc.
Biaya tersembunyi : tdk terlihat pd waktu kecelakaan/setelah terjadinya kecelakaan. Mis ; terhentinya proses produksi.


SELAMAT MENGERJAKAN

EYD

Jumat, 19 Oktober 2012

eyd 2009 terbaru

TAHAP KONSELING


Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap perubahan dan tindakan).
A. Tahap Awal
Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya :
  • Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan; dan kegiatan.
  • Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien.
  • Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif yang sesuai, untuk mengantisipasi masalah yang dihadapi klien.
  • Menegosiasikan kontrak.
B. Inti (Tahap Kerja)
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
  • Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya.
  • Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
  • Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.
C. Akhir (Tahap Tindakan)
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
  • Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.
  • Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.
  • Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
  • Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya


PERPINDAHAN TAHAP:
1.       TAHAP AWAL KE PERTENGAHAN
Tahap awal berpindah ke pertengahan apabila telah ada negosiasi kontrak dengan klien. Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi: (1) Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan oleh klien dan konselor tidak berkebaratan; (2) Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan klien; dan (3) Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling.
2.       TAHAP PERTENGAHAN KE AKHIR
Tahap pertengah berpindah ke tahap akhir apabila:
  • Klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau waancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
  • Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar – benar peduli terhadap klien.
  • Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun klien.
KONSELING DINYATAKAN BERAKHIR JIKA:
(1) menurunnya kecemasan klien;
(2) perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis;
(3) pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya;
(4) adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

KETRAMPILAN DASAR KONSELING YANG HARUS DIMILIKI KONSELOR


1.       Keterampilan Atending
Keterampilan atending merupakan usaha pembinaan untuk menghadirkan klien dalam proses konseling. Keterampilan dasar ini harus dikuasai oleh konselor karena keberhasilan membangun kondisi awal akan menentukan proses dan hasil konseling yang diselenggarakan.
Penciptaan dan pengembangan atending dimulai dari upaya konselor menunjukkan sikap empati, menghargai, wajar dan mampu mengetahui atau paling tidak mengantisipasi kebutuhan yang dirasa klien.
Aspek-aspek keterampilan atending adalah:
a.       Posisi badan(termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka)
Ø  Duduk dengan badan menghadap klien
Ø  Tangan kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan gerak isyarat yang sedang dikomunikasikan secara verbal.
Ø  Merespon dengan ekspresi wajah, seperti senyum spontan atau anggukan kepala sebagai tanda setuju.
Ø  Badan tegak lurus tetapi tidak kaku atau kalau perlu bisa dicondongkan ke arah klien untuk menunjukkan kebersamaan.
b.      Kontak mata
Ø  Melihat klien terutama pada waktu bicara.
Ø  Menggunakan pandangan spontan yang menunjukkan minat atau keinginan untuk merespon.
c.       Mendengarkan
Ø  Memelihara perhatian penuh yang terpusat pada klien.
Ø  Mendengarkan apapun yang dikatakan klien.
Ø  Mendengarkan keseluruhan pribadi klien (kata-kata, perasaan dan perilakunya)
Ø  Memahami keseluruhan pesannya.

2.       Keterampilan Mengundang Pembicaraan Terbuka

Keterampilan ini digunakan ketika konselor melakukan wawancara dengan klien. Ajakan terbuka untuk berbicara memberi kesempatan klien agar mengeksplorasi dirinya sendiri dengan dukungan pewawancara.
Pertanyaan terbuka membuka peluang klien untuk mengemukakan ide perasaan dan arahnya tanpa harus menyesuaikan dengan setiap kategori yang telah ditentukan oleh pewawancara.
Contoh-contoh pertanyaan yang disarankan adalah:
a)      Membantu memulai wawancara
Ø  “Apa yang akan Anda bicarakan hari ini?”
b)      Membantu menguraikan masalah
Ø  ”Cobalah Anda menceritakan lebih banyak lagi tentang hal itu!”
Ø  ”Bagaimana perasaan Anda pada saat kejadian itu?”
c)       Membantu memunculkan contoh-contoh perilaku khusus sehingga pewawancara dapat memahami dengan lebih baik apa yang dijelaskan oleh klien.
Ø  ”Apa yang Anda rasakan pada saat Anda menceritakan hal ini kepada saya?”
Ø  ”Bagaimana perasaan Anda selanjutnya pada saat itu?”
3.       Keterampilan Paraprase
Paraprase adalah suatu keterampilan dasar dalam konseling yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan antar pribadi. Esensi dari keterampilan ini adalah pengulangan kata-kata atau pemikiran-pemikiran kunci dari klien yang dirumuskan oleh konselor sendiri. Maksud dari kegiatan paraprase adalah:
1)      Menyampaikan kepada klien bahwa konselor bersama klien, dan konselor     berusaha memahami apa yang dinyatakan klien.
2)      Mengkristalisasi komentar klien dengan lebih singkat sehingga membantu mengarahkan wawancara.
3)      Memberi peluang untuk memeriksa kecermatan persepsi konselor. Kegiatan paraprase bukan merupakan upaya untuk membaca apa yang terlintas di benak, tetapi suatu bantuan untuk memperoleh klarifikasi tambahan yang cermat.
Cara memparaprase adalah sebagai berikut:
a)      Dengarkan pesan utama klien.
b)      Nyatakan kembali kepada klien ringkasan pesan utamanya secara sederhana    dan singkat.
c)       Amati pertanda atau meminta respon dari klien tentang kecermatan paraprase.
Berikut paraprase yang tidak disarankan:
Analisis, interpretasi, atau pertimbangan nilai tentang pesan klien yang dimaukkan dalam respon konselor.
Respon konselor hanya tertuju kepada bagian kecil dari pesan klien, bukan tema utamanya.
Pemakaian kata-kata paraprase atau prase yang tidak tepat dalam wawancara (kata-kata teknis, istilah psikologi yang berlebihan)

4.       Keterampilan Refleksi  Perasaan
Refleksi perasaan merupakan keterampilan konselor untuk merespon keadaan perasaan klien terhadap situasi yang sedang dihadapi. Kemampuan ini akan mendorong dan merangsang klien untuk mengemukakan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapinya.
Merefleksi perasaan klien merupakan suatu teknik yang ampuh, karena melalui tindakan keterampilan tersebut akan terwujud suasana keakraban dan sekaligus pemberian empati dari konselor kepada klien. Esensi dari keterampilan ini adalah untuk mendorong dan merangsang klien agar dapat mengekspresikan bagaimana perasaan tentang situasi yang sedang dialami.

Aspek-aspek keterampilan refleksi perasaan adalah:
a)      Mengamati  perilaku klien
Pengamatan ini terutama ditujukan pada postur tubuh dan ekspresi wajah klien.
b)      Mendengarkan dengan baik
Penekanannya pada usaha mendengarkan dengan cermat intonasi suara klien dan kata-kata yang diucapkan.
c)       Menghayati pesan yang dikomunikasikan klien.
Tindakan ini dimaksudkan untuk memahami dan menangkap isi pembicaraan klien.
d)      Mengenali perasaan-perasaan yang dikomunikasikan klien.
e)      Menyimpulkan perasaan yang sedang dialami klien.
f)       Menyeleksi kata-kata yang tepat untuk melukiskan perasaan klien.
g)      Mengecek kembali perasaan klien.
Untuk meyakinkan apakah respon yang diberikan konselor tepat atau tidak, konselor hendaknya melakukan pengecekan kembali dengan cara mengamati jawaban dan ekspresi klien setelah respons itu disampaikan.

5.       Keterampilan Konfrontasi
Konfrontasi dalam wawancara konseling dimaknai sebagai pemberian tanggapan terhadap pengungkapan kontradiksi dari klien. Konfrontasi yang efektif tidak menyerang klien, tetapi merupakan tanggapan khusus dan terbatas tentang perilaku klien yang tidak konsisten.
Penggunaan keterampilan ini mensyaratkan beberapa tingkat kepercayaan dalam hubungan konseling yang telah dikembangkan melalui keterampilan-keterampilan lain. Nada suara, cara mengintroduksi konfrontasi, sikap badan dan ekspresi wajah, serta tanda-tanda non verbal lainnya merupakan faktor-faktor utama dalam menerapkan keterampilan inil

Adapun keterampilan-keterampilan konselor sebagai berikut :
1.      Keterampilan Interpersonal
Konselor yang efektif mampu mendemonstrasikan perilaku mendengar, berkomunikasi, empati, kehadiran hati dan sensitivitas terhadap suara. Ini semua berpangkal pada mendengar dalam arti mendengar dengan hati.
Hobson (1985) menyatakan bahwa ikatan antara konselor dan klien tumbuh dari penciptaan”bahasa perasaan” bersama yaitu cara berbicara  bersama yang mengeluarkan ekspresi klien.
2.      Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi terdiri dua yakni keterampilan komunikasi non verbal dan keterampilan komunikasi verbal.
Gibson dan Mitchell membagi komunikasi non verbal atas keterampilan yakni:
1)      Pergerakan anggota tubuh
2)      Nada suara
3)      Gaya berbicara
4)      Posisi ruangan konseling
3.      Keterampilan Diagnostic
Keterampilan ini mensyaratkan konselor terampil dalam mendiagnosa dan memahami klien, memperhatikan klien, dan pengaruh lingkungan yang relevan.
4.      Keterampilan Memotivasi
Tujuan konseling biasanya untuk membantu perubahan perilaku dan sikap klien. Untuk memenuhi tujuan ini, seorang konselor harus mempunyai keterampila memotivasi klien.
5.      Keterampilan Manajemen
Keterampilan manajemen adalah perhatian terhadap lingkungan dan pengaturan fisik
 
Diberdayakan oleh Blogger.